Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2014

9 Fakta Penting Seputar ASI

  9 Fakta Penting Seputar ASI H ambatan muncul karena masih banyak fakta lain seputar ASI yang belum dipahami atau justru malah dilupakan. Berikut penjabaran Ketua Sentra Laktasi Indonesia, dr. Utami Roesli, SpA, MBA . 1.  Semua ibu bisa menyusui Penelitian seorang dokter dari Swedia membuktikan bahwa begitu lahir, bayi yang ditaruh di perut ibunya dalam 50 menit akan bergerak ke arah payudara lalu mengisap puting susu dengan benar. Sebaliknya, dari kelompok bayi yang segera dimandikan setelah dilahirkan, baru kemudian dikembalikan kepada ibunya ternyata 50 %-nya tidak bisa mengisap dengan benar walaupun sudah didekatkan ke payudara. Lebih menyedihkan lagi, kelompok bayi yang dimandikan dulu dan ibunya menjalani medicated labour (proses melahirkan yang disertai obat-obatan) tak satu pun dapat menyusu dengan benar. Jadi tanpa disadari dunia medis pun sebenarnya sudah melakukan intervensi sejak dini terhadap hubungan bayi dengan ASI. Buktinya, hampir semua rumah sak

masuk neraka karena lalat

Kisah berikut menunjukkan bagaimana bahaya kesyirikan. Namun di sekitar kita menganggap sebagai hal yang biasa dan ringan. Padahal sesaji walau dengan lalat saja bisa menyebabkan seseorang masuk neraka, apalagi jika dengan tumbal kepala kerbau dan sesaji lainnya. Karena kejahilan membuat kita tidak paham akan bahayanya syirik. عن طارق بن شهاب، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (دخل الجنة رجل في ذباب، ودخل النار رجل في ذباب) قالوا: وكيف ذلك يا رسول الله؟! قال: (مر رجلان على قوم لهم صنم لا يجوزه أحد حتى يقرب له شيئاً، فقالوا لأحدهما قرب قال: ليس عندي شيء أقرب قالوا له: قرب ولو ذباباً، فقرب ذباباً، فخلوا سبيله، فدخل النار، وقالوا للآخر: قرب، فقال: ما كنت لأقرب لأحد شيئاً دون الله عز وجل، فضربوا عنقه فدخل الجنة) Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “ Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat .” Mereka (para sahabat) ber

Cerita kepiting marah

gambar dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kepiting Beberapa tahun yang lalu, teman saya mengajak saya memancing Kepiting. Bagaimana cara memancing Kepiting? Kami menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke batang bambu itu, di ujung lain tali itu kami mengikat sebuah batu kecil. Lalu kami mengayun bambu agar batu di ujung tali terayun menuju Kepiting yang kami incar, kami mengganggu Kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar Kepiting itu marah, dan kalau itu berhasil maka Kepiting itu akan 'menggigit' tali atau batu itu dengan geram, capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor Kepiting gemuk yang sedang marah. Kami tinggal mengayun perlahan bambu agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar yang sudah kami isi dengan air mendidih karena di bawah wajan itu ada sebuah kompor dengan api yang sedang menyala. Kami celupkan Kepiting yang sedang murka itu ke dalam wa

Marahnya sang RAJA

Setelah lelah berperang, seorang Raja yang termasyhur memutuskan untuk berburu ke hutan bersama pejabat kerajaannya. Selain membawa anjing pemburu, raja juga membawa burung rajawalinya yang sudah terlatih untuk berburu dan dapat menuntun raja pulang ke istana bila mereka tersesat di tengah hutan. Saat perjalanan pulang, raja kehausan. Ia menemukan tetesan air bening di bebatuan. Raja kemudian menampung tetesan air itu dalam sebuah gelas, dan ketika ia hendak minum tiba-tiba burung rajawalinya menukik dan memukul tangan raja sehingga air dalam gelas itu tumpah. Beberapa kali hal itu terulang kembali. Hal ini membuat raja marah, maka ketika terakhir kali sang rajawali hendak menumpahkan air yang diminumnya, raja kemudian menebas leher rajawali dengan pedangnya sampai rajawali tergeletak di kakinya dan mati. Rasa haus membuat raja ingin mendaki ke atas lagi untuk mencari sumber air dari bebatuan itu. Ketika sampai di sumber tetesan air itu yaitu sebuah telaga kecil, sang

Cerita Paku dan Amarah

Suatu, ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan kepada sang anak untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah… Hari pertama anak itu telah memakukan begitu banyak paku ke pagar setiap kali dia marah… lalu secara bertahap jumlahnya berkurang. Dia mendapati ternyata lebih mudah menahan amarahnya ketimbang memaku pagar. Akhirnya tibalah waktu dimana si anak merasa benar-benar bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal tersebut kepada sang ayah, yang kemudian mengusulkan untuk mencabut satu paku satu hari setiap dia berhasil menahan marah. Hari-hari berlalu dan si anak akhirnya memberitahu kepada sang ayah bahwa ia telah berhasil mencabut paku-paku tersebut, lalu sang ayah menuntun si anak menuju pagar belakang rumah. “Hmmz.., kamu telah berhasil dengan baik anakku, tetapi lihatlah lubang-l